Sabtu, 28 September 2013

Membuat Animasi Teks Judul pada Blogger

Bagi Anda tentunya sudah sering kali menjumpai animasi teks judul pada blogger yang terlihat menarik bergerak kesamping secara berulang bukan? Pada dasarnya fungsi animasi teks tersebut akan menggantikan judul atau title blog yang biasanya terlihat biasa saja atau tidak bergerak. Animasi teks tersebut dapat Anda ganti dengan pesan, ucapan selamat datang atau hanya sebatas judul blog Anda. Hal tersebut akan terlihat sesuai sekali jika judul blog Anda mempunyai jumlah karakter yang panjang.

Selain terlihat menarik, hal tersebut dibuat agar menciptakan suasana blog yang terlihat berbeda dengan blog lainnya. Bahkan untuk saat ini animasi teks pada judul juga sudah banyak digunakan oleh beberapa kalangan pengguna selain pengguna blogger/blogspot.

Membuat Animasi Teks Judul pada Blogger

Untuk itu dalam kesempatan kali ini IdBlogDesign ingin berbagi dengan Anda tentang cara membuat animasi teks judul pada blogger. Langsung saja berikut langkah-langkah yang dapat Anda lakukan dalam pembuatan animasi text judul tersebut:

  1. Masuk ke akun blogger Anda.
  2. Pilih opsi Template - Edit HTML dan Lanjutkan.
  3. Checklist opsi Expand Template Widget.
  4. Copy dan paste kode dibawah ini sebelum kode </head>
    <script language='text/javascript'>
    var txt="<-- Pesan atau Ucapan Selamat Datang atau Judul Blog Anda. didukung oleh http://www.idblogdesign.com -->";
    var kecepatan=170;var segarkan=null;function bergerak() { document.title=txt;
    txt=txt.substring(1,txt.length)+txt.charAt(0);
    segarkan=setTimeout("bergerak()",kecepatan);}bergerak();
    </script>
    
  5. Simpan template Anda.

Semoga tutorial membuat animasi teks judul pada blogger tersebut dapat bermanfaat untuk Anda. Selamat mencoba...

YANG PERLU DIINGAT.....

Sejarah Beladiri Shorinji Kempo

Akibat Perang Boxer


Shorinji kempo sendiri mengalami perkembangan pesat di daratan Cina. Pengikutnya semakin banyak dan pengaruhnya semakin besar dalam masyarakat Cina. Di tahun 1900 1901, di Cina meletus perlawanan rakyat menentang masuknya Kolonialisme Barat. Pemberontakan di awal abad ke 20 itu akhirnya menjadi gerakan nasional yang disokong Ratu Tze Shi, yang juga ingin membersihkan tanah airnya dari penjajahan Barat.Kolonalisme Barat akhirnya dapat mematahkan perlawanan rakyat Cina dengan menggunakan peralatan perang mutakhir. Sementara rakyat Cina kebanyakan hanya melawan dengan mengandalkan tangan dan kaki saja. perang yang menelan jutaan korban itu terkenal dengan sebutan Perang Boxer. Penjajah mengejar dan membunuh pengikut Dharma Taishi, organisasinya dilarang, kuil-kuil Shorinji Kempo dirusak, dibakar dan dihancurkan.
Bikshu-bikshu yang sempat meloloskan diri ke arah timur dan selatan, lalu mengajarkan aliran Shorinji Kempo kepada pedagang-pedagang dari Okinawan, Taiwan dan Muangthai. Karena tidak teroganisasinya kesatuan, maka penyebaran Shorinji Kempo mulai membentuk seni bela diri baru.

Mereka melarikan diri ke Muangthai dengan hanya menguasai teknik GOHO (memukul, menendang dan menangkis) mempengaruhi perkembangan bela diri yang ada di negeri tersebut. Munculah apa disebut Thai Boxing. Ajaran Shorinji Kempo, terutama teknik GOHO, juga mempengaruhi seni bela diri yang ada di Okinawa, Jepang. Maka di Okinawa timbullah seni bela diri yang dinamakan OKINANAWATE yang kemudian dkenal dengan nama KARATE.
Mereka yang melarikan diri ke pulau-pulau Jepang lainnya dan menguasai teknik JUHO (lunak) juga mempengaruhi seni bela diri yang ada di daerah-daerah tersebut. Kemudian muncullah seni bela diri JU-JIT-SU, Ju berarti halus-lenting dan fleksibel. Disamping itu lahir pula seni bela diri AIKIDO dan JUDO. Setelah menghilang beberapa waktu lamanya, kempo mulai bangkit kembali setelah perang dunia II, aliran-aliran seni bela diri lainnya tetap bersumber dari Shorinji Kempo sebagai aliran seni beladiri yang tertua.

Perkembangan Kempo Setelah Perang Dunia II
Shorinji Kempo baru bangkit kembali di Jepang setelah usainya Perang Dunia II. Dalam waktu yang relatif singkat seni bela diri ini menyebar luas, bukan saja di Jepang tetapi diseluruh dunia. Seorang pemuda Jepang yang bernama SO DOSHIN dikirim ke Cina dalam pasukan ekspedisi tentara Jepang ke Manchuria pada tahun 1928. Tetapi ia tidak sepaham dengan cara-cara penjajahan Jepang, kemudian melarikan diri dari induk pasukannya dan mengembara di daratan Cina.Dalam pengembaraannya ia bertemu dengan pendeta Budha dan akhirnya ia dibawa ke kuil Siaw Liem Sie, yang sudah diperbaiki oleh penerus-penerus Dharma Taishi.
Di kuil ini SO DOSHIN mempelajari ilmu Shorinji Kempo langsung dibawah asuhan Mahaguru (sihang) ke-20 yaitu WEN TAY SUN. Karena kesetiaannya dan penguasaannya yang sempurna terhadap Shorinji Kempo, maka SO DOSHIN diberi penghargaan tertinggi menjadi Maha Guru ke 21 dan ia memperoleh ijin untuk meninggalkan kuil Shorinji untuk meneruskan ajarannya di daratan Jepang.
Tahun 1945, SO DOSHIN kembali ke Jepang dan membuka DOJO (tempat latihan) tersendiri. Ia memilih kota TODATSU, yang terletak di propinsi Kagawa di pulau Shikoku, yang kemudian terkenal sebagai pusat Shorinji Kempo. Banyak sekali yang datang ke DOJOnya untuk menjadi murid di sana, bukan saja dari daerah sekitarnya tetapi juga dari daerah-daerah lainnya, bahkan dari luar Jepang (terutama mahasiswa asing yang belajar di Jepang). SO DOSHIN menggembleng murid-muridnya dengan disiplin yang keras seperti yang dialaminya sendiri. Namun di balik penggemlengan fisik dan mental itu, Guru Besar Shorinji Kempo ini tetap menempatkan seni beladiri ini sebagia pengayom hati dan jiwa dengan penuh rasa damai dan welas asih bagi para pengikutnya.
Sebab itulah lambang organisasi Shorinji Kempo menggunakan lambang agama Budha, yaitu Manji, semacam tanda swastika yang berputar ke kiri, yang berarti kasih sayang dan kekuatan yang sesuai dengan doktrin Shorinji.
Dalam tindakan sehari-hari sering diartikan sebagai berikut :
Dimana ada kekuatan harus ada kebijaksanaan dan kebijaksanaan harus disertai

Sejarah Perkembangan Kempo Di Indonesia
Shorinji Kempo Sejak akhir tahun 1959, pemerintah Jepang menerima mahasiwa dan pemuda Indonesia untuk belajar dan latihan sebagai salah satu bentuk pembayaran pampasan perang. Sejak itu secara bergelombang dari tahun ke tahun sampai tahun 1965, ratusan mahasiswa dan pemuda Indonesia mendapat kesempatan belajar di Jepang. Tidak sedikit di antara mereka itu memanfaatkan waktu senggang dan liburannya untuk belajar serta memperdalam seni beladiri seperti Karate, Judo, Ju Jit Su dan juga Kempo.
Sepulangnya di tanah air, mereka bukan saja menggondol ijazah sesuai dengan bidang studinya tetapi juga memperoleh tambahan berupa penguasaan seni bela diri seperti tersebut di atas.
Pada tahun 1964, dalam suatu acara kesenian yang dipertunjukkan mahasiswa Indonesia untuk menyambut tamu-tamu dari tanah airnya, seorang pemuda yang bernama UTIN SAHRAS mendemonstrasikan kebolehannya bermain Kempo. Ia datang di Jepang pada tahun 1960 dan tinggal di Tokyo sebagai Trainee Pampasan.
Apa yang didemonstrasikannya itu menarik minat pemuda dan mahasiswa Indonesia lainnya, diantaranya Indra Kartasasmita dan Ginanjar Kartasasmita serta beberapa orang lainnya. Mereka lalu datang ke pusat Shorinji Kempo di kota Tadotsu untuk menimba langsung seni bela diri itu dari Sihangnya.

Untuk meneruskan warisan seni bela diri itu seperti apa yang mereka peroleh di Jepang, ketiga pemuda itu, yaitu Utin Sahras (almarhum), Indra Kartasasmita dan Ginanjar Kartasasmita, bertekad melahirkan dan membentuk suatu wadah yang bernama PERKEMI (Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia), dan resmi dibentuk pada tanggal 2 Februari 1966. Kini PERKEMI telah melahirkan ribuan kenshi yang tersebar diseluruh Indonesia.
Selain itu merupakan salah satu organisasi induk yang bernaung di bawah KONI Pusat, PERKEMI juga menjadi anggota penuh dari Federasi Kempo se-Dunia atau WOSKO (World Shorinji Kempo Organization), yang berpusat di kuil Shorinji Kempo di kota Tadotsu, Jepang.
Sejak tahun 1966 sampai tahun 1976, PB. PERKEMI mengadakan pemilihan pengurus setiap dua tahun sekali. Tapi sejak tahun 1976 sampai sekarang masa bakti pengurus berlangsung selama empat tahun.
Sejak didirikannya pada tanggal 2 Februari 1996, PB. PERKEMI telah banyak melakukan kegiatan yang sifatnya lokal, nasional dan internasional. Tahun 1970 telah diselenggarakan Kejuaraan Nasional Kempo yang pertama di Jakarta, dan sampai sekarang masih terus berlanjut. Begitu juga dengan Kejuaraan antar Perguruan Tinggi, dimana diadakan pertama kalinya pada tahun 1971 yang sampai sekarang berjalan terus setiap dua tahun sekali.
Selain itu sejak PON IX / 1977 di Jakarta, Kempo termasuk salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan.

Falsafah Shorinji Kempo
Karena seni bela diri kempo waktu itu menjadi sebagian dari latihan bagi para calon Bikshu, dengan sendirinya ilmu itu harus mempunyai dasar falsafah yang kuat. Dengan dilandasi agama Budha, yaitu tidak membunuh dan menyakiti, maka semua KENSHI (pemain Kempo) dilarang menyerang terlebih dahulu sebelum diserang. Hal ini menjadi doktrin Kempo, bahwa perangilah dirimu sendiri sebelum memerangi orang lain. Berdasarkan doktrin ini mempengaruhi pula susunan beladiri ini, sehingga gerakan teknik selalu dimulai dengan mengelak/menangkis serangan dahulu, baru kemudian membalas. Selanjutnya disesuaikan menurut kebutuhan yakni menurut keadaan serangan lawan.Dharma selalu mengajarkan bahwa disamping dilarang menyerang juga tidak selalu setiap serangan dibalas dengan kekerasan. Sehingga dalam ilmu Kempo itu lahirlah apa yang berbentuk mengelak saja. Cukup menekukkan bagian-bagian badan lawan, kemudian mengunci dan bila terpaksa barulah dilakukan penghancuran titik-titik lemah lawan, berupa tendangan, sikutan, pukulan dan sebagainya. Bentuk yang pertama dikenal sebagai JUHO dan yang berikutnya sebagai GOHO.
Setiap kenshi diharuskan menguasai teknik GOHO (keras) dan JUHO (lunak), artinya tidak dibenarkan apabila hanya mementingkan pukulan dan tendangan saja dengan melupakan bantingan dan lipatan-lipatan.
sumber :  http://faiqmajid.blogdetik.com/2013/09/24/sejarah-beladiri-shorinji-kempo/

Jumat, 27 September 2013


mencoba meng input video untuk pembelajaran
Mohon ma'af, jika ada pihak yang mengklaim ini adalah video miliknya... sekedar untuk pembelajaran saja

Rekam Jejak Perjuangan Pencak Silat Indonesia



Pencak silat merupakan warisan asli budaya bangsa Indonesia, yang terdiri dari berbagai perguruan/aliran  pencak silat. Sejarah lahirnya pencak silat tidak diketahui secara pasti, namun beladiri pencak silat dimungkinkan sudah ada di tanah air sejak peradaban manusia di Indonesia.
            Menurut Notosoejitno (1999: 4-6) perkembangan sejarah pencak silat dapat di bagi menjadi dua jaman, yang terdiri dari:
1.  Jaman Pra Sejarah
2. Jaman Sejarah, di bagi menjadi lima yaitu: (a) Jaman Kerajaan-Kerajaan, (b) Jaman Kerajaan Islam, (c) Jaman Penjajahan Belanda, (d) Jaman Penjajahan Jepang, dan (e) Jaman Kemerdekaan
            Pada jaman pra sejarah belum ada istilah pencak silat, namun pada jaman ini manusia purba sudah mengenal pembelaan diri dalam arti untuk mempertahankan hidup. Hal ini sangat dibutuhkan mereka karena pada jaman itu manusia dapat bertahan hidup bila mereka dapat mengatasi rintangan-rintangan alam yang ganas, hidup di hutan belantara dan selalu berhadapan dengan berbagai binatang besar yang buas.  Tantangan yang paling berbahaya tersebut adalah serangan dari binatang buas yang hidup di hutan-hutan.
            Ganasnya alam yang menatang pada saat itu,  memaksa mereka harus membela diri dengan tangan kosong dan perlengkapan yang sederhana. Perjuangan hidup tersebut membuat mereka dapat bertahan untuk  hidup. Lahirnya beladiri pada saat itu belum ada nama, namun itu merupakan naluri mereka untuk bertahan hidup.

JAMAN KERAJAAN-KERAJAAN
            Perkembangan jaman terus berputar, maka muncullah ilmu beladiri yang bertujuan untuk mempertahankan kekuasaan maupun daerah pada saat jaman kerajaan-kerajaan baik di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, sampai dengan daerah Semenanjung Melayu. Mereka menciptakan bela diri (jurus-jurus) dengan meniru gerakan binatang yang berada di lingkungan alam sekitarnya.
            Gerakan-gerakan yang diciptakan juga disesuaikan dengan alam sekitarnya yang berbukit-bukit, dan berbatuan. Misalnya jurus yang diciptakan meniru gerakan harimau, kera, ular, dan burung. Oleh karena kondisi lingkungan yang berbukit dan berbatuan, maka gerakannya banyak lompatan/ loncatan. Orang-orang yang hidup di pegunungan biasa berdiri, bergerak, berjalan dengan langkah kedudukan kaki yang kuat untuk menjaga agar tidak mudah jatuh selama bergerak di tanah yang tidak rata. Biasanya menciptakan beladiri yang mempunyai ciri khas kuda-kuda yang kokoh tidak banyak bergerak. Sedangkan gerakan tangan lebih lincah, banyak ragamnya dan ampuh daya gunanya.
            Penduduk yang hidup di daerah berawa, tanah datar, padang rumput biasa berjalan bergegas, lari, sehingga gerakan kakinya menjadi lincah. Mereka menciptakan beladiri yang lebih banyak memanfaatkan kaki sebagai alat beladiri. Akhirnya setiap daerah mempunyai beladiri yang khas dan berbeda dengan daerah lainnya, sehingga timbullah aliran beladiri  beraneka ragam.
           Pada jaman kerajaan beladiri sudah di kenal untuk keamanan serta untuk memperluas wilayah kerajaan dalam melawan kerajaan yang lainnya. Pada jaman ini kerajaan yang mempunyai prajurit kuat dan tangguh, maka mereka mempunyai wilayah jajahan yang luas. Prajurit yang mempunyai ilmu beladiri tinggi maka ia akan mendapat jabatan yang tinggi pula ( patih ).
             Kerajaan-kerajaan pada waktu itu seperti: Kerajaan Kutai, Tarumanegara,   Mataram, Kediri, Singasari, Sriwijaya, dan Majapahit mempunyai prajurit yang dibekali ilmu beladiri untuk mempertahankan wilayahnya.
       Bahkan dua Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit keduanya mempunyai pasukan kuat beserta armada lautnya sehingga terkenal sampai keluar wilayah nusantara. Tahun 671 Kerajaan Sriwijaya mengembangkan wilayahnya sampai ke Melayu, tetapi setelah menurunnya kekuasaan kerajaan Sriwijaya pada abad 7-12, maka mulai abad 13 muncullah kerajaan islam Samudra Pasai (Notosoejitno, 1999: 15). Abad 16 Samudra Pasai mencapai puncaknya sampai ke Malaka, namun demikian istilah beladiri pencak silat belum ada.
               Baru tahun 1019-1041 pada jaman kerajaan Kahuripan yang dipimpin oleh Prabu Erlangga dari Sidoarjo, sudah mengenal ilmu beladiri pencak dengan nama “Eh Hok Hik”, yang artinya  “Maju Selangkah Memukul” (Notosoejitno, 1999: 15). Prabu Erlangga ini merupakan pendekar ulung yang mempunyai ilmu beladiri yang tinggi, oleh karenanya raja, bangsawan, kesatria, prajurit pada waktu itu wajib belajar beladiri. Pada saat itu prajurit yang memiiliki ilmu beladiri tinggi, maka semakin tinggi pula kedudukannya.

JAMAN KERAJAAN ISLAM
              Pada jaman kerajaan Islam perdagangan dan pelayaran internasional sudah berlangsung sehingga para pedagang dan saudagar dari negara-negara Arab, Cina, serta Asia Timur banyak berdatangan di Indonesia. Mereka selain berdagang juga pertukaran kebudayaan sehingga memungkinkan pencak silat sebagai budaya bangsa kita dibawa ke luar negeri, namun demikian juga terjadi asimilasi beladiri yang dibawa oleh para saudagar.
Perdagangan dan pelayaran internasional ini sudah dilakukan sejak kerajaan islam yang dipimpin oleh Bani Umayah, dengan Asia Timur pada Dinasti Tang dari Cina. Bahkan pada jaman kerajaan Sriwijaya wilayah perdagangannya selain di negara-negara Asia Tenggara sampai ke Asia Timur.
            Beberapa deretan pendekar dan pahlawan yang mahir pencak silat adalah ; Patih Gajah Mada, Para Wali Songo (Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ngampel, Sunan Bonang, Sunan Drajad, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati). Adapun para raja yang tangguh adalah: Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Cik Ditiro, Teuku Umar, dan Imam Bonjol. Sedang pendekar wanitanya adalah: Sabai Nan Putih, dan Cut Nyak Din.

JAMAN PENJAJAHAN
            Pada jaman penjajahan pencak silat dipelajari oleh punggawa kerajaan, kesultanan, dan para pejuang untuk menghadapi penjajah. Perkembangan sejarah pencak silat pada  jaman penjajahan di bagi menjadi dua, yaitu:
1.      Jaman Penjajahan Belanda
2.      Jaman Penjajahan Jepang
              Pada jaman penjajahan Belanda pencak silat diajarkan secara rahasia dan sembunyi-sembunyi, karena takut diketahui oleh penjajah. Kaum penjajah khawatir bila kemahiran pencak silat tersebut akhirnya digunakan untuk melawan mereka. Kekhawatiran itu memang beralasan, karena hampir semua pahlawan bangsa seperti: Cik Ditiro, Imam Bonjol, Fatahillah, Pangeran Diponegoro, adalah pendekar silat. Oleh karena itu banyak perguruan-perguruan pencak silat yang tumbuh tanpa diketahui oleh penjajah, bahkan sebagian menjadi perkumpulan rahasia. 
            Notosoejitno (2001: 1) menyatakan bahwa dilihat dari sosok, profil atau tampilan  pencak silat di Indonesia ada tiga, yaitu:
1.      Pencak silat asli (original), ialah pencak silat yang berasal dari lokal dan masyarakat etnis di Indonesia.
2.      Pencak silat bukan asli yang sebagian besar berasal dari Kung Fu, Karate dan Jujitsu.
3.       Pencak silat campuran, ialah campuran antara pencak silat asli dan bukan asli (beladiri asing). Pencak silat bukan asli adalah beladiri dari asing yang ingin bergabung dengan nama pencak silat  termasuk peraturan AD dan ART disesuaikan dengan IPSI.
              Pencak silat juga dipelajari oleh banyak kaum pergerakan politik termasuk beberapa organisasi kepanduan nasional. Dengan diam-diam perguruan pencak silat berhasil memupuk kekuatan yang siap untuk melawan penjajah sewaktu-waktu. Bagi kaum pergerakan yang ditangkap oleh penjajah dan dibuang secara diam-diam, mereka menyebarkan beladiri pencak silat di tempat pembuangan. Namun penjajah Belanda mempunyai politik yang ampuh dalam memecah belah antar suku bangsa atau aliran pencak silat (devide et impera ).  
               Lain halnya pada penjajahan Jepang pencak silat dibebaskan untuk berkembang, namun dibalik itu dimanfaatkan demi kepentingan Jepang untuk menghadapi sekutu. Bahkan anjuran Shimitzu diadakan pemusatan tenaga aliran pencak silat di seluruh Jawa secara serentak  yang diatur oleh pemerintah di  Jakarta. Namun pada waktu itu tidak disetujui diciptakannya pencak silat olahraga yang diusulkan oleh para pembina pencak silat untuk senam pagi di sekolah-sekolah. Hal ini disebabkan akan menyaingi  senam Taisho Jepang yang dipakai senam setiap pagi hari.                

JAMAN  KEMERDEKAAN
              Sebelum Indonesia merdeka pencak silat ikut andil dalam perjuangan bangsa dalam melawan penjajah baik Belanda maupun penjajah Jepang. Hal ini dibuktikan pada masa penjajahan sudah banyak bermunculan nama-nama perguruan/aliran pencak silat yang bertujuan untuk membekali pejuang dalam melawan penjajah.
              Kemahiran ilmu beladiri pencak silat ini terus dipupuk guna melawan penjajah secara gerilya pada jaman kemerdekaan. Perguruan-perguruan pencak silat pada waktu itu sibuk untuk menggembleng tentara dan rakyat, di samping itu pesantren-pesantren, gereja-gereja, dan tempat-tempat ibadah selain untuk beribadah juga digunakan untuk latihan beladiri pencak silat. Sebagai contoh perang fisik bulan Nopember tahun 1945 di Surabaya dalam melawan sekutu, banyak menampilkan pejuang yang gagah perwira dari Pondok Pesantren Tebu Ireng, Gontor, dan Jamsaren (Atok Iskandar, 1999: 12).
               Dari hasil yang diperoleh para pemimpin bangsa dan para pendekar pada waktu itu menyadari bahwa pelajaran pencak silat berhasil memupuk semangat juang dan menggalang persaudaraan yang erat. Oleh karena itu setelah proklamasi kemerdekaan tahun 1945 dimana Belanda melancarkan lagi agresinya dua kali, maka pencak silat dimanfaatkan lagi secara maksimal guna menghadapi serangan Belanda.
                  Pada masa pemberontakan politik PKI Madiun, dan Darul Islam atau DI/TII, kemahiran beladiri pencak silat digunakan lagi dengan strategi Pagar Betis, yaitu pengepungan pemberontak oleh para tentara bersama rakyat yang telah dibekali ilmu beladiri. Pada jaman kemerdekaan ini perkembangan pencak silat dibagi menjadi lima periode yang meliputi : (1) Periode Perintisan, (2) Periode Konsolidasi dan Pemantapan, (3) Periode Pengembangan, dan (4) Periode Pembinaan.

1. Periode Perintisan (tahun 1948-1955)
            Pada periode ini adalah perintisan berdirinya organisasi pencak silat yang bertujuan untuk menampung perguruan-perguruan pencak silat. Pada tanggal 18 Mei tahun 1948 di Solo (menjelang PON I), para pendekar berkumpul dan membentuk Organisasi Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSSI). Ketua umum pertama IPSSI adalah Wongsonegoro. Kemudian tahun 1950 kongres I di Yogyakarta salah satunya mengubah naman IPSSI menjadi IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia), yang dimaksud untuk menggalang kembali semangat juang bangsa Indonesia dalam pembangunan (Sukowinadi, 1989: 7). Selain itu IPSI mempunyai tujuan persaudaraan yang dapat memupuk persaudaraan dan kesatuan bangsa Indonesia sehingga tidak mudah dipecah belah.
        Sepuluh perguruan historis yang mendirikan IPSI adalah: Putra Betawi, PPSI, Setia Hati, Setia Hati Terate, Perisai Diri, Perisai Putih,  Tapak Suci, Perphi Harimurti, Phasaja Mataram, dan Nusantara.
        Tahun 1948 sejak berdirinya PORI (Persatuan Olahraga Indonesia) yaitu wadah induk-induk organisasi olahraga, IPSI sudah menjadi anggota. IPSI juga ikut aktif mendirikan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia). Pada PON I dan II cabang pencak silat belum dipertandingkan, tetapi hanya untuk demonstrasi.
2. Periode Konsolidasi dan Pemantapan (tahun 1955-1973)
Setelah terbentuknya organisasi pencak silat, maka IPSI mengkonsolidasikan kepada anggota-anggota perguruan pencak silat di seluruh Indonesia. Untuk pemantapan program sehingga pencak silat selain sebagai beladiri juga dapat dipakai olahraga, maka dibuatlah peraturan pertandingan pencak silat. Sebelum dibuat peraturan pertandingan pencak silat pada PON III bersifat eksibisi, tanpa diperhitungkan medalinya. Dengan terbentuknya peraturan tersebut maka pada PON VIII pencak silat untuk pertama kali dipertandingkan dan telah diikuti 15 daerah.  

3. Periode Pengembangan (tahun 1973-1980)
     Setelah Wongsonegoro ketua IPSI tahun 1973-1977 dipimpin oleh Tjokropranolo (wakil gubernur DKI Jaya). Pada periode ini pencak silat dikembangkan dengan mengadakan seminar pencak silat yang pertama di Tugu Bogor (tahun 1973).
     Pengembangan pencak silat pada periode ini tidak hanya di dalam negeri saja, tetapi ke luar negeri, yaitu eksibisi ke Belanda, Jerman, Australia, dan Amerika. Pada tanggal 22-23 September tahun 1979 berlangsung Konverensi Federasi Pencak Silat Internasional yang dihadiri oleh negara Singapura, Malaysia, Brunai Darussalam, dan Indonesia sebagai tuan rumah.
     Pada tanggal 7-11 Maret 1980 di Jakarta ketua umum Ikatan Pencak Silat Indonesia bapak H. Eddy Marzuki Nalapraya bersama wakill-wakil negara Singapura, Malaysia, dan Brunai Darusalam mendirikan Federasi Internasional Pencak Silat  yang dinamakan Persilat (Persekutuan Pencak Silat antara Bangsa). Presiden Persilat I bapak H. Eddy Marzuki Nalapraya, menjabat sampai dengan tahun 2002.
      Dengan terbentuknya Persilat, maka perkembangan pencak silat lambat laun  sampai ke beberapa negara. Kejuaraan tingkat internasional yang pertama adalah dengan diadakannya Invitasi Pencak Silat Internasional I tahun 1982 di Jakarta. Perkembangan berikutnya hingga saat ini telah dilaksanakan kejuaraan dunia sebanyak sebelas kali.
           Tabel 1. Invitasi dan Kejuaraan Dunia Pencak Silat
No.
Tahun
Tempat
Negara Peserta
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
1982
1984
1986
1987
1988
1990
1992
1994
1997
2000
2002
Jakarta
Jakarta
Sudstadt (Austria)
Kuala Lumpur
Singapura
Den Haag (Belanda)
Jakarta
Hatjai (Thailand)
Kuala Lumpur
Jakarta
Kuala Lumpur
8 Negara
9 Negara
12 Negara
21 Negara
21 Negara
21 Negara
20 Negara
20 Negara
20 Negara
22 Negara
20 Negara
Sumber: Pondok Pustaka PB IPSI (2000: 27)
                Sejak tahun 1992 nama Invitasi  Pencak Silat diganti dengan Kejuaraan Dunia  Pencak Silat yang pertama kali di Jakarta diikuti oleh 20 negara peserta. Dewasa ini PERSILAT telah berhasil menghimpun 46 negara anggota yang tersebar di kawasan Asia, Eropa, Autralia dan Oceania, Timur Tengah dan Afrika, serta Amerika (Oyong Karmayuda, 2001: 26). Berikut nama-nama resmi organisasi 31 negara anggota PERSILAT.





  Tabel 2. Nama Organisasi Negara Anggota  PERSILAT

No.
Negara
Nama Organisasi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.


23.
24.


25.
26.
27.
28.

29.
30.
31.
Benua Asia :
Indonesia
Singapura
Brunai Darusalam
Malaysia
Thailand
Vietnam
Philipina
Myanmar
Laos
Jepang
Benua Eropa:
Belanda
Jerman
Austria
Perancis
Swiss
Belgium
Spanyol
Norwegia
Italia
Denmark
Yunani
England
Autralia dan Oceania:
Australia
New Caledonia
Timur Tengah dan Afrika:
Palestina
Turki
Maroko
Arab Saudi
Amerika:
Amerika
Suriname
Canada

: Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)
: Persekutuan Silat Singapura (PERSISI)
: Persekutuan Pencak Silat Kebangsaan Brunai (PERSIB)  
: Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA)
: Pencak Silat Association Thailand (PSAT)
: Ikatan Pencak Silat Vietnam (ISAVIE)
: Philippine Pencak Silat Association (PHISILAT)
: Myanmar Pencak silat Association (MPSA)
: Pencak Silat Laos (PSL)
: Japan Pencak Silat Assotiation (JAPSA)

: Netderlandse Pencak Silat Bond (NPSB)
: Pencak Silat Union Deutschland (PSUD)
: Pencak Silat Verband Osterreich (PSVO)
: France Pencak Silat Federation (FPSF)
: Assotiation Pencak Silat Switzerland PSHT)
: Belgium Pencak Silat Bond (BPSB)
: Spanish Pencak Silat Federation (ESPS)
: Pencak Silat Norwegia (PSN)
: (PISI)
: Pencak Silat Denmark(PSD)
: PSG
: Pencak Silat Federation of United Kingdom


: (WAPSA)
: Merpati Putih New Caledonia (MPNC)


: Pencak Silat Palestina  (PSP)
: Pencak Silat of Turkey (PST)
: Pencak Silat Maroko (PSM)
: Pencak Silat Arab Saudie (PSAS)

: Pencak Silat of USA (PS-USA)
: Suriname Pencak Silat Associatie (SPSA)
: Pencak Silat Canada (PSC)
      Sumber: Pondok Pustaka PB IPSI (2000: 30)

4. Periode Pembinaan (tahun 1980 sampai sekarang)
          Pencak silat yang sudah berkembang di negara-negara Asia, Eropa, Australia,  Timur Tengah dan Afrika, serta Amerika, oleh karena itu PB IPSI secara terus menerus melakukan pembinaan. Untuk melangsungkan pembinaan tersebut, maka PB IPSI mengawali pembinaan dengan pesta pencak silat tiga negara tanggal 25-26 April 1980, yang diikuti oleh negara; Indonesia, Malaysia, dan Singapura sebagai tuan rumah.
         Pada tanggal 6-8 Aguastus 1982 di Jakarta diadakan Invitasi pertama  pencak silat, diikuti oleh negara; Belanda, Singapura, Malaysia, Jerman Barat, Amerika, Australia, dan Indonesia.
         Sidang umum I Persilat tanggal 6-10 Juli 1985 di Indonesia, terpilih sebagai presiden Persilat adalah bapak Eddy M. Nalapraya dari Indonesia. Sejak itu Persilat merintis pencak silat untuk dapat masuk pada even bergengsi Sea Games, oleh karena itu membina negara-negara Asia Tenggara untuk ikut menjadi anggota Persilat dan mendukung sebagai olahraga resmi yang dipertandingkan di Sea Games.
 Tahun 1987 pencak silat berhasil masuk pertama kali dalam pekan olahraga Asia Tenggara (Sea Games  XIV di Jakarta), yang diikuti oleh lima negara yaitu; Malaysia, Singapura, Brunai Darusalam, Thailand, dan Indonesia. Hingga saat kini pencak silat telah resmi dipertandingkan di even Sea Games sebanyak delapan kali (terakhir tahun 2001).
                      Tabel 3. Sea Games Pencak Silat
No.
Tahun Sea Games
Tempat
Negara Peserta
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1987 Sea games XIV
1989 Sea games XV
1991 Sea games XVI
1993 Sea games XVII
1995 Sea games XVIII
1997 Sea games XIX
1999 Sea games XX
2001 Sea games XXI
2003 Sea ganes XXII
Jakarta
Kuala Lumpur
Filipina
Singapura
Chiang May (Thailand)
Jakarta
Brunai Darusalam
Kuala Lumpur
Vietnam
5 Negara
5 Negara
      Ekshibisi  *)
8 Negara
8 Negara
9 Negara
9 Negara
9 Negara
9 Negara
Sumber: Pondok Pustaka PB IPSI (2000: 29)
*) Organisasi nasional Pencak Silat di Filipina belum ada, sehingga panitia belum mampu menyelenggarakan pertandingan.

PENGEMBANGAN PENCAK SILAT DI PERGURUAN TINGGI ASIAN
            Mahasiswa sebagai barisan terdepan intelektual muda, sangat menentukan terhadap perkembangan suatu negara. Maju-mundurnya negara dalam berbagai aspek sangat ditentukan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. Dalam bidang budaya dan olahraga, peran mahasiswa sangat besar. Hal ini terbukti bahwa sebagian besar (80%) pesilat daerah atau nasional berstatus mahasiswa.
            Pengenalan terhadap pencak silat berlanjut tidak hanya dari aspek olahraga, tetapi minat dan kecintaan tersebut berkembang pada aspek lainnya seperti seni beladiri. Untuk itu PB IPSI terbuka menerima mahasiswa dari berbagai negara dalam upaya pemasalan pencak silat. Mahasiswa yang sedang melakukan penelitian di Indonesia antara lain; Hiltrud Cordes dari Universitas Koln Jerman Barat yang telah menjembatani budaya timur dan barat, selain itu beberapa mahasiswa dari negara Spanyol, Austria, dan Belgia belajar di Perguruan Tinggi Borneo.
            Keberadaan pencak silat di University of Chulalongkom Pattani Thailand adalah sebagai basis kegiatan. Demikian juga University of  Philiphines di Filipina adalah sebagai tulang punggung tim pencak silat pada setiap kejuaraan. Dan yang paling konsisten membina pencak silat menjadi olahraga prioritas adalah Vietnam. Kejayaan Vietnam sebagai negara pendatang baru pada Sea Games 1999, Kejuaraan Asia Pasifik 2001, dan Kejuaraan Dunia 2002 karena didukung kompetisi antar sekolah dan perguruan tinggi yang ajeg (Oong Maryono, 2003: 23).
            Di Indonesia pencak silat merupakan salah satu cabang olahraga yang wajib dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS). Hal ini merupakan kebanggaan para mahasiswa dalam puncak prestasi olahraga pencak silat di perguruan tinggi. Namun dibalik itu pesilat-pesilat yang telah meraih juara tersebut belum bisa meneruskan prestasinya di tingkat Asean, karena cabang pencak silat belum dipertandingkan di tingkat perguruan tinggi Asean.
            Belum maksimalnya pembinaan pencak silat di kalangan perguruan tinggi negara Asean, merupakan tantangan organisasi pencak silat dan instansi kemahasiswaan di negara bersangkutan. Untuk mengantisipasi masuknya cabang pencak silat di pekan olahraga Asean, maka pada tahun 1993 PERSILAT menyelenggarakan pertandingan pencak silat antar perguruan tinggi kawasan Asianoleh STEKPI.
             Prakarsa STEKPI ditindak lanjuti koordinasi penyelenggaraan kegiatan pencak silat di kalangan perguruan tinggi tiap negara Asianyang disusun secara terarah dan terpadu antara PERSILAT (IPSI, PESAKA,PERSISI, PERSIB, PSAT, PHILSILAT dll.), organisasi keolahragaan mahasiswa nasional (seperti BAPOMI), dan regional Asean, serta instansi olahraga yang berwenang.
            Bila koordinasi ini dapat terwujud, maka  program penyelenggaraan pencak silat di kalangan perguruan tinggi Asiandapat terlaksana. Melalui koordinasi tersebut dapat ditingkatkan peran serta mahasiswa dalam upaya pembinaan dan pengembangan pencak silat sesuai dengan nilai intelektual mahasiswa. 

PENGEMBANGAN PENCAK SILAT KE ASIANGAMES

            Perkembangan pencak silat menuju Asian Gemes, memerlukan perjuangan panjang dan melelahkan. Sejak Asian Games yang ke XIII tahun 1998 di Bangkok Thailand pencak  silat telah diperjuangkan  untuk dipertandingkan dan disetujui oleh anggota PERSILAT Asia Tenggara. Perjalanan eksebisi menuju Busan Korea Selatan, maka pencak silat harus ditinjau terlebih dahulu oleh Komite Olahraga Asia (Olympic Committee of Asia) yaitu pada saat Pekan Olahraga Nasional di Jawa Timur tentang teknis penyelenggaraan pertandingan, peraturan, perwasitan, untuk dapat diterima di Asian Games.
            Menurut Oyong Karmayuda (2000: 3) menyebutkan bahwa pencak silat masuk Asian Games selain sudah mendapat dukungan negara Asia Tenggara, tiga negara Asia Timur (Jepang, Korsel, dan Cina) PERSILAT juga mendapat dukungan dari negara Timur Tengah (Palestina, Turki, Maroko, dan Arab Saudi).
            Setelah tiga kali usulan eksibisi pencak silat di Asian Games ditolak, maka Presiden Federasi Pencak Silat Asia beserta Delegasi KONI pusat di bantu oleh Duta Besar RI di KBRI Seoul bertemu dengan penyelenggara Asian Games XIV 2002 Busan (BAGOC). Pertemuan panjang itu akhirnya membuahkan hasil diterimanya cabang pencak silat untuk eksibisi di Asian Games XIV Busan dengan ketentuan semua biaya ditanggung PERSILAT. Perjuangan menuju Busan masih panjang karena biaya penyelenggaraan dari akomodasi, transportasi, alat fasilitas, termasuk honorarium harus ditanggung oleh PERSILAT  yang  akhirnya dibiayai oleh sponsor utama Nasional Gobel.
            Dengan dipertandingkannya pencak silat di Asian Games XIV Busan Korea Selatan yang bersifat bukan demonstrasi maupun eksibisi, namun sebagai kegiatan budaya (sport cultural event). Hal ini sangat bermanfaat sebagai upaya untuk mengangkat olahraga tradisi bangsa Indonesia ini ke ajang internasional. Keberhasilan ini berkat dukungan Komite Olahraga Nasional  dari Korea Selatan. 
             Perjuangan pencak silat ke Asian Games masih panjang, karena keberadaan pencak silat di Busan sebagai bagian dari promosi yang  harus dipersiapkan secara matang. Persiapan Asian Games XV 2006 di Qatar, PERSILAT harus mempersiapkan langkah-langkah strategis dengan mengundang negara-negara Asia untuk berlatih di Padepokan Pencak Silat dan mengirimkan tenaga pelatih yang kualified ke negara anggota baru. Pendekatan ini secara perlahan akan mengundang simpatik negara anggota PERSILAT untuk mendukung diselenggarakannya pencak silat di Asian Games XV 2006.